Gas Air Mata: Jenis, Bahaya bagi Kesehatan, Penanganan dan Cara Melindungi Diri

Gas air mata


Penggunaan gas air mata sering kali menjadi sorotan publik ketika dilakukan dalam upaya pengendalian massa oleh para aparat keamanan. Meski disebut “air mata”, senyawa ini bukan sekadar pemicu rasa perih di mata, melainkan zat kimia yang dapat menimbulkan efek serius pada kesehatan, terutama bila terpapar dalam jumlah banyak atau dalam ruang tertutup. Penggunaan gas air mata pada kerumunan berpotensi menimbulkan bahaya atau bisa menimbulkan sebuah tragedi,hal ini menjadi bukti bahwa masyarakat perlu memahami bahaya .cara melindungi diri serta penanganan dari paparan zat ini.

Apa Itu Gas Air Mata

Gas air mata merupakan senyawa kimia iritan yang dirancang untuk mengganggu indra pernapasan, penglihatan, serta kulit. Sebenarnya, zat ini tidak benar-benar berbentuk gas, melainkan partikel padat atau cair yang disemprotkan menjadi aerosol. Tujuannya adalah memaksa orang menjauh dari suatu area tanpa penggunaan senjata mematikan.

Secara internasional, gas air mata dilarang digunakan dalam peperangan berdasarkan Konvensi Jenewa. Namun, penggunaannya masih legal oleh aparat keamanan untuk mengendalikan kerusuhan sipil.

Sejarah Singkat Gas Air

Penggunaan gas air mata pertama kali tercatat dalam Perang Dunia 1 ketika tentara menggunakan zat kimia untuk melemahkan musuh. Seiring waktu, gas ini lebih banyak digunakan oleh aparat keamanan sipil sebagai alat pengendali massa. Menurut Encyclopaedia Britannica, gas air mata dirancang untuk menimbulkan iritasi sementara tanpa menimbulkan kematian.

Jenis-Jenis Gas Air Mata

CS (2-chlorobenzylidene malononitrile)

Penyawa kimia padat yang umum digunakan sebagai pengendali kerusuhan oleh aparat keamanan yang memiliki efek menyebabkan iritasi, sensasi terbakar, mata berair, batuk, dan kesulitan bernapas. Efeknya muncul sangat cepat, hanya dalam beberapa detik saja kita akan merasa batuk, sulit bernafas serta mata menjadi berair.

CN (chloroacetophenone)

CN (chloroacetophenone) dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, dan saluran pernapasan. Selain itu dapat menimbulkan rasa perih di mata dan menyebabkan penglihatan menjadi kabur. Senyawa ini memiliki bentuk padatan kristal putih yang memiliki bau cukup tajam menyengat yang sering digambarkan seperti bau bunga apel serta tidak dapat larut dalam air. Saat ini ,senyawa CN sudah jarang digunakan karena memiliki efek samping lebih berbahaya bagi manusia.

OC (Oleoresin Capsicum)

OC (Oleoresin Capsicum) adalah hasil ekstrak dari buah cabai (genus Capsicum) yang memiliki bahan aktif utama disebut kapsaisin. Kapsaisin ini dapat menimbulkan beberapa efek jika terkena tubuh seperti sensasi pedas dan panas. Senyawa ini cukup terkenal karena penggunaanya dalam semprotan merica yang dapat membantu untuk melumpuhkan sementara pelaku kekerasan dan pelaku yang melawan.

Tidak hanya itu, OC juga digunakan dalam industri makanan untuk memberikan rasa pedas dan dalam industri farmasi karena potensi efek anti-inflamasi dan lainnya. Ketika digunakan sebagai bahan untuk gas air mata, efeknya lebih langsung ke mata dan saluran napas.

Efek Gas Air Mata pada Tubuh

Penggunaan gas air mata dapat menimbulkan berbagai macam gejala, antara lain:

  • Mata: perih, berair berlebihan, penglihatan kabur.
  • Saluran pernapasan: batuk, sesak, hidung meler.
  • Kulit: rasa panas, gatal, kemerahan.
  • Psikologis: panik, disorientasi, sulit bernapas dengan tenang.
  • Sistem Saraf: pusing, mual, bahkan muntah.

Efek ini biasanya bersifat sementara, tetapi pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, atau penderita asma, risikonya bisa jauh lebih berat.

Bahaya Jangka Panjang

Penelitian menunjukkan bahwa paparan berulang atau intensif gas air mata dapat menimbulkan beberapa masalah kesehatan yang berbahaya, seperti:

  • Kerusakan paru-paru permanen.
  • Luka bakar kimia pada kulit.
  • Masalah kesehatan reproduksi (masih dalam perdebatan, tetapi beberapa studi mengindikasikan adanya dampak).

Cara Melindungi Diri

Bila berada di area yang terpapar gas air mata, langkah pencegahan berikut dapat membantu:

  • Gunakan masker respirator atau masker kain berlapis untuk mengurangi inhalasi.
  • Lindungi mata dengan kacamata renang atau goggles.
  • Hindari penggunaan lensa kontak.
  • Gunakan pakaian tertutup agar kulit tidak langsung terkena.

Pertolongan Pertama Jika Terpapar

  • Segera menjauh dari area penyemprotan dan menuju area terbuka dengan sirkulasi udara yang baik.
  • Jangan panik, usahakan tetap bernapas melalui kain basah.
  • Bilas mata dengan air bersih mengalir atau larutan saline serta jangan digosok.
  • Lepaskan pakaian yang terkontaminasi.
  • Segera mandi dengan sabun untuk menghilangkan partikel kimia di kulit.
  • Jika dalam kurun waktu 30 menit rasa sesak tidak kunjung reda, sebaiknya segera mencari pertolongan medis untuk dilakukan tindakan lebih lanjut.

Kontroversi dan Regulasi

Meskipun penggunaan gas air mata dianggap sebagai senjata yang tidak mematikan, penggunaan gas air mata tetap memicu berbagai kontroversi dalam masyarakat. Organisasi HAM dunia menilai penggunaan gas air mata ini sering berlebihan dan membahayakan warga sipil. Hingga saat ini, perdebatan terus terjadi dalam penggunaan gas air mata sebagai alat yang efektif untuk mengendalikan kerumunan massa dan risiko pada kesehatan serta keselamatan manusia.

Gas air mata bukan sekadar alat pengendali massa, melainkan senyawa kimia yang memiliki dampak serius bagi kesehatan manusia. Masyarakat perlu memahami cara perlindungan diri serta pertolongan pertama bila terpapar gas air mata. Di sisi lain, aparat keamanan perlu lebih bijak dan bertanggung jawab dalam penggunaannya, demi mencegah tragedi seperti kasus kanjuruhan agar tidak terulang kembali.

Sumber :