Asam Urat Bisa Sebabkan Kerusakan Ginjal & Jantung? Ini Penjelasannya
Asam Urat (Gout) pada Manusia: Penjelasan, Penyebab, Bahaya, Obat Herbal Tradisional Indonesia, Pencegahan
Asam urat (gout) merupakan salah satu jenis radang sendi (artritis) yang terjadi akibat penumpukan kristal asam urat di dalam sendi maupun jaringan lunak tubuh. Kristal ini terbentuk ketika kadar asam urat dalam darah terlalu tinggi.
Penyakit ini berkembang melalui beberapa tahap:
- Hiperurisemia asimtomatik – kadar asam urat dalam darah tinggi, tetapi belum menimbulkan gejala.
- Serangan gout akut – timbul nyeri sendi mendadak, biasanya pada malam hari, disertai bengkak, kemerahan, dan rasa panas.
- Fase interkritis – periode tenang di antara serangan, di mana gejala mereda.
- Gout kronis/tophus – kondisi jangka panjang yang ditandai benjolan keras (tophus) akibat endapan kristal, dapat merusak sendi dan jaringan.
Dalam beberapa dekade terakhir, jumlah penderita asam urat terus meningkat di seluruh dunia. Hal ini erat kaitannya dengan semakin banyaknya kasus obesitas, sindrom metabolik, serta perubahan pola makan modern yang cenderung tinggi purin dan gula.
Penyebab Asam Urat
Penyebab utama penyakit asam urat adalah penumpukan kadar asam urat dalam tubuh. Hal ini bisa terjadi melalui dua mekanisme: tubuh memproduksi terlalu banyak asam urat, atau ginjal tidak mampu membuangnya dengan baik.
Asam urat sendiri merupakan hasil akhir dari pemecahan zat bernama purin. Purin banyak terdapat pada makanan seperti daging merah, jeroan, makanan laut, serta minuman beralkohol (terutama bir) dan minuman manis tinggi fruktosa. Jika dikonsumsi berlebihan, kadar asam urat dalam darah akan meningkat.
Selain faktor makanan, ada juga faktor lain yang meningkatkan risiko asam urat, yaitu gangguan fungsi ginjal, penggunaan obat diuretik, riwayat genetik, obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes, serta konsumsi beberapa jenis obat tertentu.
Proses terjadinya asam urat (patogenesis) dimulai ketika kadar asam urat tinggi membentuk kristal monosodium urat (MSU) di dalam sendi. Kristal ini kemudian memicu reaksi peradangan, yang menimbulkan nyeri, bengkak, dan kemerahan khas serangan asam urat.
Bahaya Asam Urat bagi Kesehatan
Meskipun sering dianggap hanya sebagai “penyakit sendi”, asam urat sebenarnya dapat menimbulkan dampak lebih luas pada kesehatan tubuh. Beberapa risiko yang perlu diperhatikan antara lain:
- Nyeri sendi akut dan berulang Serangan asam urat dapat menyebabkan nyeri hebat, bengkak, dan kemerahan pada sendi. Jika terjadi berulang, kondisi ini akan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup.
- Kerusakan sendi kronis (tophus) Kristal asam urat dapat membentuk benjolan keras yang disebut tofus. Endapan ini lama-kelamaan dapat merusak struktur sendi, menyebabkan kelainan bentuk, dan mengurangi kemampuan bergerak.
- Gangguan ginjal Kadar asam urat yang tinggi meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal nefrolitiasis. Jika berlangsung lama, kondisi ini dapat memicu penurunan fungsi ginjal secara kronis.
- Risiko penyakit kardiovaskular Penelitian menunjukkan bahwa penderita asam urat memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner, stroke, dan bahkan kematian dini. Hal ini diduga terkait dengan peradangan kronis dan adanya penyakit penyerta seperti hipertensi, obesitas, dan diabetes.
Oleh sebab itu, penanganan dini serta pengendalian kadar asam urat dalam darah sangat penting. Dengan manajemen yang tepat, risiko komplikasi serius dan kerusakan permanen dapat dicegah.
Obat Herbal Tradisional Indonesia untuk Asam Urat: Bukti Ilmiah dan Uji Lapangan
Di Indonesia dan Asia Tenggara, berbagai tanaman obat telah lama digunakan untuk membantu meredakan gejala asam urat. Sejumlah penelitian sudah dilakukan, mulai dari uji laboratorium (in vitro), uji pada hewan (in vivo), hingga sebagian kecil pada manusia. Namun, tingkat bukti masih beragam dan belum sekuat uji klinis obat farmasi modern. Berikut beberapa tanaman yang memiliki dasar ilmiah sebagai obat herbal untuk asam urat :
Kunyit (Curcuma longa) / Kurkumin
Senyawa kurkumin dalam kunyit terbukti memiliki efek antiinflamasi serta dapat menghambat enzim xantin oksidase yang berperan dalam pembentukan asam urat. Beberapa penelitian klinis kecil menunjukkan potensi kurkumin dalam menurunkan peradangan dan kadar asam urat pada penderita hiperurisemia. Sebuah uji klinis terkontrol acak (RCT) bahkan melaporkan adanya penurunan kadar asam urat dibanding kelompok plasebo. Namun, efektivitasnya masih dipengaruhi oleh formulasi, dosis, dan kemampuan tubuh menyerap kurkumin (bioavailabilitas).Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
Pada penelitian hewan, ekstrak temulawak terbukti menurunkan kadar asam urat serta memperbaiki fungsi ginjal. Meski hasil awal cukup positif, bukti klinis pada manusia masih terbatas sehingga belum dapat dijadikan rekomendasi medis resmi.Sambiloto (Andrographis paniculata)
Ekstrak sambiloto dalam penelitian praklinis menunjukkan potensi menurunkan kadar asam urat dan mengurangi zat pemicu peradangan. Studi pada hewan memberikan hasil yang menjanjikan, tetapi uji klinis terkontrol pada manusia masih jarang dilakukan.Tempuyung / Meniran Terkait (Phyllanthus niruri)
Tanaman ini memiliki efek menurunkan kadar asam urat pada penelitian hewan melalui dua mekanisme: menghambat enzim xantin oksidase dan meningkatkan pembuangan asam urat lewat urine (urikosuria). Namun, bukti klinis pada manusia masih sangat terbatas.Review Etnofarmaka Asia Tenggara
Kajian literatur di kawasan Asia Tenggara mengidentifikasi puluhan tanaman dengan potensi anti-gout, baik melalui uji in vitro maupun in vivo. Di Indonesia, jamu tradisional yang mengandung kunyit, tempuyung, dan herbal lain sudah lama digunakan untuk keluhan “penyakit urat”. Meskipun demikian, penelitian klinis terstandar dan uji keamanan jangka panjang masih sangat diperlukan.
⚠️ Catatan penting: Walaupun beberapa herbal menunjukkan hasil yang menjanjikan, kualitas penelitian masih bervariasi. Penggunaan herbal juga perlu hati-hati karena:
- Dosis sering kali tidak terstandar.
- Ada potensi interaksi dengan obat medis (misalnya allopurinol).
- Risiko efek samping terhadap ginjal atau hati tetap ada.
Karena itu, penggunaan herbal sebaiknya hanya sebagai terapi tambahan dan tidak menggantikan pengobatan medis yang sudah terbukti efektif, kecuali atas pengawasan tenaga kesehatan.
Saran Pencegahan Asam Urat (Berbasis Bukti Ilmiah)
Pencegahan dan pengendalian asam urat tidak hanya mengandalkan obat, tetapi juga membutuhkan perubahan gaya hidup yang konsisten. Beberapa strategi yang dianjurkan antara lain:
Menjaga berat badan ideal
Mengatur pola makan
Memperbanyak minum air putih
Mengendalikan penyakit penyerta (komorbiditas)
Terapi medis bila diperlukan
Menurunkan berat badan bagi yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas dapat membantu menurunkan kadar asam urat serta mengurangi risiko serangan gout.
Batasi konsumsi makanan tinggi purin seperti daging merah, jeroan, dan makanan laut (misalnya kerang). Hindari minuman manis tinggi fruktosa serta alkohol, terutama bir, karena terbukti meningkatkan risiko serangan asam urat.
Hidrasi yang cukup dapat membantu mengurangi risiko terbentuknya batu ginjal akibat penumpukan asam urat.
Penyakit seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan gangguan lemak darah (dislipidemia) dapat memperburuk kondisi asam urat. Oleh karena itu, pengelolaan komorbiditas sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Jika seseorang sudah mengalami serangan gout berulang atau muncul benjolan tofi, penggunaan obat penurun asam urat (urate-lowering therapy/ULT) biasanya dianjurkan. Pedoman internasional merekomendasikan target kadar asam urat dalam darah di bawah 6 mg/dL, atau bahkan di bawah 5 mg/dL untuk penderita gout dengan tofi. Obat yang umum digunakan antara lain allopurinol dan febuxostat. Pemilihan obat serta pemantauannya harus dilakukan oleh dokter, terutama spesialis reumatologi, sesuai pedoman medis yang berlaku.
Kesimpulan
Asam urat bukan hanya penyakit sendi biasa, melainkan kondisi metabolik dan peradangan yang dapat menimbulkan dampak serius. Selain menyebabkan nyeri dan kerusakan sendi, asam urat juga berisiko menimbulkan komplikasi pada ginjal serta berhubungan dengan penyakit jantung dan pembuluh darah.
Pencegahan yang efektif memerlukan kombinasi antara perubahan gaya hidup sehat seperti menjaga berat badan, mengatur pola makan, dan mengendalikan penyakit yang menyertainya dengan terapi medis penurun kadar asam urat bila diperlukan, sesuai arahan dokter.
Di Indonesia, sejumlah tanaman obat tradisional seperti kunyit, temulawak, sambiloto, dan tempuyung (Phyllanthus) telah menunjukkan potensi menurunkan kadar asam urat dan mengurangi peradangan pada penelitian praklinis maupun uji terbatas. Namun, bukti klinis pada manusia masih terbatas. Oleh karena itu, penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati, sebagai terapi pendukung, dan tetap dalam pengawasan tenaga medis.
.jpg)